“Ketika orang lain berbicara hal2 yang tak benar tentang diriku,
Aku hanya akan terus berjalan untuk mencapai tujuanku
Hingga pada akhirnya, aku akan sampai di tujuan
Dan mereka yang sibuk membicarakanku masih akan tetap ada di belakang”
– Berusaha Istiqomah –

Keranjang Air dan Baca Al-Qur’an

Ada seorang pemuda bertanya kepada ustadznya :
“Ustadz, apa gunanya aku membaca Al-Qur’an? Sementara aku tidak mengerti arti dan maksud dari Al-Qur’an yang aku baca.”

Lalu sang Ustadz menjawab dengan tenang :
“Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, lalu bawakan aku sekeranjang air..!!”

Pemuda itu mengerjakan seperti yang diperintahkan ustadznya, tapi semua air yang dibawanya habis sebelum ia sampai di rumah.

Ustadz berkata :
“Kamu harus berusaha lebih cepat.”
Ustadz meminta pemuda itu kembali ke sungai. Kali ini pemuda itu berlari lebih cepat, tapi lagi2 keranjangnya kosong (tanpa air) sebelum sampai di rumah.

Dia berkata kepada Ustadznya :
“Tidak mungkin bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dengan ember ya?”

“Aku ingin sekeranjang air, bukan dengan ember..!!” Jawab Ustadz

Si pemuda kembali mencoba, dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong.

“Ustadz… ini tidak ada gunanya. Sia2 saja.. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah.”

Ustadz menjawab :
“Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik2 apa yang terjadi dengan keranjang itu?”

Pemuda itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjang yg tadinya kotor, berubah menjadi sebuah keranjang yang BERSIH, luar dan dalam..!!

“Muridku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al-Qur’an??
Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari kamu akan berubah menjadi lebih baik dan bersih, luar dan dalam.
Itulah kasih sayang Allah dalam mengubah kehidupanmu.

Jujur Saya Sedih

Jujur, saya mah sedih ngeliat saudara2 saya sekarang ini. Dulu para sahabat Nabi dan pengikutnya berjuang mati2an ngebela Nabi. Ketika banyak yg bilang Nabi itu seorang pendusta, Nabi itu tukang sihir, Nabi itu pemecah belah ummat, Nabi itu penyebab antara orang tua dan anaknya jadi berpisah serta ungkapan2 jelek lainnya untuk menghina Nabi, maka merekalah yang akan paling depan untuk membela. Mereka tidak akan terima ketika Nabi mereka dihina.

Tapi, sekarang ini ketika Al-Qur’an, wahyu yang dikirimkan oleh Allah kepada RasulNya itu dinistakan, banyak nih dari kita yang ngakunya umat Rasul, masih aja ga mau ngebela Qur’an. Bahkan yang mirisnya lagi justru diantara kita malah berada di pihak sang penista untuk membelanya.

Coba deh kita pikir dan rasain pake hati yang paling dalem dan sebersih2nya, apa kita gak kesian sama Nabi? Apa kita ga sedih inget perjuangan Nabi? Inget dah gimana begitu cintanya Nabi sama kita. Inget dah tuh gimana saat sakaratul mautnya pun yang dia pikirin itu kita, ya kita,, kita ummatnya. Dengan suara lirih, ketika ruh ingin terlepas dari jasadnya yang dia ucapkan itu.. Ummati.. Ummati.. Ummati..

Udh kebayang kan segimana sayangnya Rasul sama kita? Nah sekarang,, kita yang ngaku ummatnya Rasul malah kaga mau ngebelain kitab yang udah dibawa sama Rasul buat ummatnya, kita sbg ummatnya kaya ga ada sedih2nya Al-Qur’an dihina, gak ada marah2nya kitab suci kita dinista. Gimana ga sedih tuh Nabi klo ngeliat kelakuan kita? Masih pantes ngga nih  kita ngaku sbg ummat Rasulullah?

Duhhh Gusti,, ampuni kami dan saudara2 kami yang belum tersadarkan. Maafin kami ya Rasul yang masih bisa biasa2 aja ngelihat Al-Qur’an dinistakan. Maafin jika diantara kami masih ada yang belum bisa membela Al-Qur’an. Semoga saja kami semua ummat muslim bisa bersatu dengan seutuhnya berdiri di atas jalan yang sebenar2nya. Dan semoga saja Engkau memberikan ridhoMu ya Rabb bagi kami yang sedang berjuang membela Al-Qur’an tercinta ini. Aamiin..